Biasanya anak kecil begitu gembira saat menyanyikan lagu Libur Telah Tiba, maka seharusnya umat Islam juga harus lebih bahagia dan senang saat menyambut datangnya bulan Ramadan. Sebab Ramadan menjanjikan segalanya, khususnya memberi “bonus pahala” kepada umat Islam dalam beribadah.

Hampir semua orang Islam berlomba-lomba dalam memperbanyak amalan baiknya di bulan Ramadan ini. Sehingga, peluang untuk berbuat maksiat dapat diminimalisir. Maklum, saat Ramadan, dari mulai anak-anak, remaja, sampai bapak-ibu, kakek-nenek, semua berlomba-lomba mencari pahala. Yang biasanya orang-orang jarang ke masjid kalau salat, saat Ramadan, semuanya berbondong-bondong menuju masjid. Tadarus dan baca Alquran setelah Salat Subuh, juga mampu mengalihkan perhatian sebagian besar umat Islam.

Bukan hanya umat Islam, para selebritis pun jadi rajin bawain dan ngisi acara-acara bernuansa Islam baik di radio maupun di televisi. Terlepas dari beragam niat dan tujuannya, yang jelas para selebritis sudah tampil sopan. Ramadan memang mampu memberi nuansa yang berbeda dengan bulan lainnya.

Itu sebabnya, bulan Ramadan selalu disambut gempita oleh sebagian besar kaum muslimin. Maklum, dari keterangan yang sering didengar dari para ustadz, bahwa Ramadan adalah bulan penuh rahmat, ampunan, dan terbebasnya dari godaan yang berujung siksa api neraka. Tentu dengan catatan, bahwa kita memanfaatkan bulan Ramadan dengan aktivitas yang benar dan baik.

Sobat muda muslim, seperti tahun-tahun sebelumnya, umat Islam sudah siap dengan beragam kegiatan; ada salat, tadarus Alquran, seminar, nasehat agama, sampai acara bagi takjil. Pokoknya, seluruh program acara sengaja dikemas sedemikian rupa, supaya mencerminkan nuansa islami. Tentu saja, kegiatan seperti ini layak dipertahankan dan terus dikembangkan. Dengan harapan, nantinya bukan sekadar bentuk seremonial belaka, tapi lebih karena terdorong dari sisi ideologis.

Artinya, kita rajin beribadah dan beramal baik jangan hanya pas bulan Ramadan saja, lalu setelah Ramadan malah kembali berbuat maksiat. Bahkan harusnya, Ramadan ini adalah momentum yang tepat untuk memupuk semangat keislaman.

Setiap orang berusaha untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya dan sekuat-kuatnya. Sehingga orang-orang menyaksikan bahwa setiap orang mengejar pahala. Coba bayangkan kalau setiap hari sepanjang tahun seperti ini, hidup akan damai dan tentram. Sebab, banyak orang yang taat dan giat melaksanakan amal shaleh. Tidak ada pencurian, perkosaan, perzinaan, korupsi, dan perbuatan maksiat lainnya.

Kebanyakan umat Islam belum mengetahui bahwa ada beberapa perbuatan yang membuat puasa seseorang itu menjadi sia-sia pahalanya. Diantaranya adalah berkata dusta, menggunjing orang lain, mengucapkan kata-kata kotor, mencuri hak orang lain, marah-marah dan masih banyak lagi. Perbuatan ini yang biasanya tidak dirasakan oleh umat Islam, karena sudah terbiasa dengan hal-hal tersebut.

Nah, agar Ramadan ini terasa lebih bermakna, maka umat Islam harus bisa memanfaatkan bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai puasa yang merupakan aktivitas utama dari kewajiban di bulan Ramadan ini sia-sia. Itu artinya, tidak ada nilai baiknya sama sekali di hadapan Allah karena ternodai oleh perbuatan-perbuatan salah yang kita lakukan.(wicak/lines)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.